Mengupas Tentang Vampire Di Dunia Secara Lengkap
MyMisteri Leony Li - Vampir adalah tokoh dalam mitologi dan legenda yang hidup dengan memakan intisari kehidupan (darah) dari makhluk hidup lain. Meskipun kepercayaan terhadap setan penghisap darah terdapat dalam berbagai budaya dan telah ada sejak zaman kuno, istilah vampir sendiri baru populer pada awal abad ke-18 setelah masuknya legenda vampir ke Eropa Barat dari daerah Balkan dan Eropa Timur.
Di daerah-daerah tersebut juga terdapat legenda mengenai makhluk-makhluk seperti vampir, misalnya Vrykolakas di Yunani dan Strigoi di Rumania yang juga ikut meningkatkan kepercayaan vampir di Eropa. Vampir dalam legenda Balkan dan Eropa Timur memiliki penampilan yang beragam (mulai dari makhluk mirip manusia sampai mayat hidup) sedangkan di Eropa Barat, vampir digambarkan sebagai makhluk yang berpenampilan rapi dan mewah.
Adalah cerita The Vampire (1819) karangan John Polidori yang membentuk citra tersebut. Karya tersebut dianggap sebagai karya tentang vampir yang paling berpengaruh diawal abad ke19 dan telah mengilhami karya-karya selanjutnya seperti Varney the Vampire dan bahkan Dracula.
Novel Dracula (1897) karya Bram Stoker dikenang sebagai karya klasik yang menjadi dasar bagi cerita vampir pada masa modern. Novel Dracula mengambil unsur dari legenda manusia serigala dan setan sejenisnya, dan menggabungkannya dengan konsep keabadiaan serta sistem masyarakat masa Victoria.
Suksesnya buku ini memicu munculnya genre vampir yang masih tetap populer hingga saat ini melalui buku, film, permainan video, dan acara televisi. Vampir juga telah menjadi figur dominan dalam genre horor. Vampir umumnya diceritakan keluar dari makamnya pada malam hari untuk menggigit orang-orang dengan taringnya yang panjang dan mengisap darah mereka.
Korban yang digigitnya biasanya akan menjadi vampir juga. Menurut beberapa mitos, vampir tidak tampak di cermin karena mereka tidak memiliki jiwa. Dalam cerita fiksi modern, vampir bisa menjelma menjadi kelelawar, serigala, bahkan gumpalan gas, dan harus menjauhkan diri dari sinar matahari.
Etimologi
Kata vampire dalam bahasa Inggris pertama kali muncul pada tahun 1734 dalam sebuah cerita berjudul "Travels of Three English Gentlemen" yang diterbitkan dalam Harleian Miscellany pada tahun 1745. Setelah Austria menguasai daerah utara Serbia dan Oltenia pada 1718, pejabat setempat menyadari adanya masyarakat lokal yang melakukan praktik penggalian jenazah dan "pembunuhan vampir". Laporan ini kemudian disebarkan ke masyarakat luas.
Istilah bahasa Inggris, vampire, berasal dari bahasa Jerman vampir (atau bahasa Perancis: vampyre). Bahasa Jerman sendiri mengambilnya pada awal abad ke-18 dari bahasa Serbia, вампир - vampir. Istilah tersebut masuk ke bahasa Jerman pada masa ketika Serbia masuk dalam Kekaisaran Austria, pada saat itu diceritakan adanya seorang vampir bernama Arnold Paole.
Bentuk Serbia tersebut memiliki kesamaan dengan bahasa Slavia lainnya: вампир (vampir, Bahasa Bulgaria), upir /upirina (Bahasa Kroasia), upir (Bahasa Ceko dan Bahasa Slovakia), wapierz (bahasa Polandia), упир (upyr, bahasa Ukraina), упырь (upyr, bahasa Rusia), упыр (upyr, bahasa Belarusia). Asal katanya sendiri belumlah jelas.
Pendapat yang populer adalah bahwa itu berasal dari bahasa Proto-Slavia, ǫpyrь - ǫpirь. Teori lainnya yang adalah bahwa bahasa Slavia menyerapnya dari bahasa Turki. Penggunaan pertama bentuk Rusia kuno, Упирь (Upir), terdapat dalam dokumen yang bertahun 6555 (1047-M).
Itu merupakan tanda penerbit dalam sebuah manuskrip dari Kitab Mazmur yang ditulis oleh seorang pendeta yang menyalinnya dari Aksara Glagolitik ke aksara Sirilik untuk pangeran Novgorod, Volodymyr Yaroslavovych. Sang pendeta menuliskan namanya "Upir' Likhyi " (Оупирь Лихыи), yang bermakna "Vampir jahat" atau "Vampir busuk". Nama yang aneh ini disebut sebagai contoh paganisme dan penggunaan nama julukan sebagai nama pribadi.
Penggunaan awal lainnya dari kata tersebut terdapat dalam risalah anti-pagan berjudul "Firman Santo Grigoriy", bertahun antara abad ke-11 sampai 13-M. Pada saat itu dilaporkan adanya pemujaan pagan terhadap upyri.
Vampir Dalam Legenda Dan Mitologi
Kepercayaan terhadap vampir telah ada selama berabad-abad. Kebudayaan Mesopotamia (termasuk Lilith dan Edimmu dalam mitologi Sumeria, Assyria, dan Babylonia), Yahudi, Yunani kuno, dan Romawi kuno menceritakan mengenai setan atau roh yang mirip dengan vampir modern. Tetapi vampir yang dikenal sekarang berasal dari Eropa Tenggara abad ke-18.
Dalam sebagian besar cerita rakyat, vampir adalah mayat hidup, korban bunuh diri, atau penyihir tetapi vampir juga bisa diciptakan dari roh jahat yang masuk ke suatu mayat dan melalui gigitan vampir lain. Legenda ini semakin lama semakin meluas dan bahkan di beberapa daerah menyebabkan histeria massal dan beberapa orang dituduh sebagai vampir.
Gambaran Umum Dan Atribut
Dalam legenda-legenda di Eropa, vampir biasanya digambarkan bertubuh membengkak dari tubuh normal dan berwarna merah gelap. Dalam peti matinya, vampir mengeluarkan darah dari mulut dan hidungnya dan kadang-kadang dengan mata kiri yang terbuka. Setelah dikubur, mayat yang merupakan vampir tetap mengalami pertumbuhan gigi, rambut, dan kuku.
Perubahan Menjadi Vampir
Proses menjadi vampir berbeda-beda dalam beberapa kepercayaan. Di Slavia dan Cina, mayat yang dilangkahi oleh kucing atau anjing akan menjadi mayat hidup. Dalam kepercayaan Rusia, vampir adalah penyihir atau manusia yang semasa hidupnya menentang Gereja.
Ritual budaya kadang dilakukan untuk mencegah orang yang baru saja meninggal berubah menjadi mayat hidup, misalnya mengubur mayat secara terbalik atau menaruh benda-benda duniawi seperti arit atau sabit didekat makam dengan maksud agar setan yang mendatangi mayat merasa senang atau supaya roh sang mayat merasa tentram sehingga tidak akan bangkit dari peti mati.
Cara ini mirip dengan praktik penguburan orang Yunani kuno yang mengharuskan untuk menaruh sekeping obolus di mulut mayat supaya roh mayat tersebut bisa melewati sungai Styx. Tradisi ini terus berkembang menjadi kepercayaan Yunani tentang vrykolakas, yang mana sebuah salib dan tembikar bertuliskan "Yesus Kristus berkuasa" ditaruh bersama mayat untuk mencegah mayat tersebut berubah menjadi vampir.
Cara lainnya yang dipraktikkan di Eropa meliputi pemotongan tendon di lutut atau penaburan biji opium atau pasir ditanah pemakaman: Ini bertujuan agar sang vampir menghabiskan sepanjang malam dengan menghitung biji-bijian tersebut.
Dalam suatu cerita tradisional Cina, jika ada vampir yang melihat sekarung beras, maka vampir tersebut akan menghitung tiap butirnya. Mitos ini juga muncul di anak benua India dan dalam cerita masyarakat Amerika Selatan tentang penyihir dan roh jahat.
Mengenali Vampir
Banyak ritual dilakukan untuk mengidentifikasi seorang vampir. Salah satu cara mencari kuburan vampir adalah dengan menggunakan anak perawan yang menunggangi kuda perawan dan berjalan dipemakaman. Menurut kepercayaan, kuda tersebut akan menolak melewati makam vampir. Umumnya yang dipakai adalah kuda hitam meskipun di Albania yang digunakan adalah kuda putih.
Selain itu, lubang diatas makam dipercaya sebagai tanda ada vampir. Mayat yang dicurigai sebagai vampir biasanya digambarkan memiliki penampilan yang lebih bagus dari yang seharusnya dan tidak menampakkan tanda-tanda pembusukkan (Mayat). Dalam beberapa kasus, ketika kuburan seorang vampir dibuka, mayat tersebut berlumuran darah korban di wajahnya.
Bukti bahwa seorang vampir aktif disuatu daerah ditandai dengan kematian ternak, domba, sanak keluarga atau tetangga. Vampir dalam cerita rakyat juga kadang-kadang melempar batu ke atap rumah, memindahkan barang-barang, dan memberi mimpi buruk dalam tidur seseorang.
Perlindungan
Benda-benda tertentu bisa digunakan untuk melawan vampir. Bawang putih, dan air suci sangat umum dalam cerita vampir. Setiap daerah memiliki benda pengusir vampir tersendiri. Di Eropa, biji sesawi yang ditaburkan di atap rumah dipercaya dapat menjauhkan dari vampir. Benda suci lainnya adalah salib, rosario, dan air suci.
Vampir dikatakan tidak bisa masuk ke tempat suci seperti gereja atau kuil, vampir juga tidak bisa melewati air. Meskipun secara tradisional tidak dianggap sebagai benda keramat, cermin digunakan untuk mengusir vampir dengan cara ditempatkan di depan pintu. Dalam kepercayaan tertentu, vampir tidak punya bayangan. Ciri vampir ini digunakan oleh Bram Stoker dalam Dracula dan menjadi populer di antara para penulis dan pembuat film.
Membunuh Vampir
Cara yang digunakan untuk membunuh vampir sangat bervarisi dan sebagian besar berasal dari budaya Slavia selatan. Di Rusia dan negara-negara Baltik, digunakan tanaman Ash, di Serbia digunakan tanaman Hawthorn, dan EK di Silesia. Vampir yang menjadi sasaran ditusuk dibagian jantungnya, meskipun di Rusia dan Jerman utara yang diserang adalah mulutnya sedangkan di bagian timur laut Serbia yang menjadi sasaran adalah perutnya.
Menusuk dada vampir adalah suatu cara untuk mengempiskan vampir. Cara ini serupa dengan mengubur benda tajam seperti arit sehingga vampir akan tertusuk benda tersebut ketika vampir tersebut membengkak. Pemenggalan sering dilakukan di Jerman dan daerah Slavia barat dengan kepala sang vampir dikubur terpisah dari tubuhnya.
Cara ini dilakukan untuk mempercepat perginya roh dari tubuh. Kepala, tubuh, dan pakaian vampir juga dipaku ke tanah agar vampir tersebut tidak bisa bangkit lagi. Orang-orang Gipsi memasukan besi atau jarum ke dalam jantung mayat dan memasang besi di mulut, mata, telinga, dan jari-jari mayat ketika penguburan. Mereka juga memasukan tanaman Hawthorn ke dalam kaus kaki mayat.
Cara-cara yang lainnya adalah dengan menuangkan air mendidih di atas makam atau membakar mayat sampai menjadi abu. Di Balkan, vampir juga bisa dibunuh dengan ditembak, ditenggelamkan, diulangi penguburannya, diperciki air suci, atau dengan eksorsisme.
Di Rumania, bawang putih ditaruh di mulut mayat dan pada abad ke-19 dilakukan penembakan pada peti mati untuk mencegah munculnya vampir. Dalam kasus tertentu, tubuh vampir dipotong-potong dan dibakar. Di daerah Sakson di Jerman, buah lemon ditaruh di mulut mayat yang dicurigai sebagai vampir.
Abad Kuno
Cerita mengenai makhluk supernatural yang memakan darah dan daging manusia ada di hampir semua kebudayaan di seluruh dunia selama berabad-abad. Pada masa kuno belum ada istilah vampir dan makhluk yang meminum darah dianggap sebagai setan atau iblis. Di India ada cerita mengenai vetala, setan kubur yang tinggal dalam mayat.
Pishacha, roh orang jahat atau orang gila juga memiliki ciri-ciri mirip vampir. Dewi India Kali, dengan taring dan kalung tengkorak, dihubungkan dengan kegiatan minum darah. Di Mesir kuno, dewi Sekhmet juga meminum darah. Bangsa Persia adalah salah satu bangsa pertama yang menceritakan mengenai setan penghisap darah.
Ditemukan gambar-gambar makhluk yang mencoba menghisap darah manusia pada pecahan-pecahan tembikar Persia kuno. Sedangkan Babylonia dan Assyria kuno memiliki cerita tentang Lilitu. Yunani dan Romawi kuno menceritakan tentang Empusa, Lamia, dan Striga.
Empusa adalah anak dewi Hekate yang digambarkan sebagai setan yang menghisap darah para pria, Lamia adalah monster yang menghisap darah anak-anak. Dan Striga memangsa anak-anak dan pria muda. Striga digambarkan memiliki tubuh burung atau gagak dan diadaptasi oleh orang Romawi menjadi strix, burung penghisap darah manusia.
Abad Pertengahan Dan Renaisans
Banyak mitos tentang vampir berasal dari Abad pertengahan. Sejarawan Inggris abad ke-12, Walter Map dan William dari Newburgh, pada masa itu mencatat adanya kepercayaan tentang mayat hidup meskipun catatan tentang legenda tentang vampir di Inggris setelah masa tersebut tidaklah banyak.
Kisah-kisah ini mirip dengan cerita yang nantinya muncul di Eropa Timur di akhir abad ke-17 dan 18 dan merupakan dasar bagi legenda vampir di Inggris dan Jerman. Salah satu catatan paling awal mengenai kegiatan vampir berasal dari wilayah Istria, Kroasia modern, pada tahun 1672. Laporan lokal menyatakan bahwa ada seorang vampir bernama Guire Grando dari desa Khring dekat Tinjan yang menyebabkan kepanikan masyarakat.
Seorang mantan petani bernama Guire meninggal pada tahun 1656 namun penduduk desa setempat menyatakan ia kembali dari kematiannya dan meminum darah orang-orang serta melakukan pelecehan seksual pada istrinya. Pemimpin desa kemudian memerintahkan jantungnya ditusuk tetapi gagal. Dia akhirnya benar-benar mati setelah dipenggal.
Pada abad ke-18, ada kehebohan tentang dilihatnya seorang vampir di Eropa Timur yang menyebabkan dilakukannya penggalian kuburan dan penusukan mayat yang diduga sebagai vampir, bahkan pegawai pemerintahan ikut memburu dan menusuk vampir. Meskipun disebut Abad pencerahan karena pada masa tersebut banyak kepercayaan dan legenda yang tak lagi dipercaya, tetapi kepercayaan tentang vampir malah meningkat dan mampu menimbulkan kepanikan massal di berbagai daerah di Eropa.
Kepanikan tersebut dimulai dengan dugaan adanya serangan vampir di Prusia Timur pada tahun 1721 dan di Monarki Habsburg dari tahun 1725 sampai 1734, yang kemudian menyebar ke daerah-daerah lokal lain. Dua kisah vampir yang terkenal melibatkan jenazah Peter Plogojowitz dan Arnold Paole dari Serbia. Plogojowitz dilaporkan meninggal pada usia 65 tahun tetapi diduga bangkit kembali dan meminta makanan pada putranya.
Ketika putranya menolak, dia ditemukan telah mati keesokan harinya. Plogojowitz juga diduga menyerang beberapa penduduk lain karena ada beberapa orang yang kemudian mati karena kehabisan darah. Pada kasus lain, Arnold Paole, seorang petani yang diduga digigit oleh vampir beberapa tahun sebelumnya, meninggal ketika sedang memotong jerami.
Setelah kematiannya, penduduk disekitarnya mulai mati satu-persatu dan dipercaya bahwa Paole telah kembali dari kematiannya dan memangsa mereka. Cerita terkenal lainnya melibatkan vampir Serbia yang dipercaya tinggal ditempat penggilingan dan memangsa para pekerja di tempat tersebut.
Kisah ini diangkat oleh penulis Serbia bernama Milovan Glisic dan juga menjadi film horor tahun 1973 berjudul Leptirica. Dua insiden tersebut didokumentasikan dengan baik. Pegawai pemerintah memeriksa jenazah, menulis laporan, dan menerbitkan buku ke seluruh Eropa tentang kejadian tersebut. Kepanikan msyarakat, yang disebut sebagai "Kontroversi abad ke-18", terjadi selama satu generasi.
Hal tersebut semakin meningkat karena ditambah dengan banyaknya klaim penyerangan oleh vampir di pedesaan, yang disebabkan tingginya kepercayaan masyarakat pada takhayul. Karena ketakutan, banyak kuburan yang digali kembali dan jenazahnya ditusuk.
Banyak cendekiawan yang menyatakan bahwa vampir tidaklah nyata (dan mengklaim bahwa yang terjadi adalah penguburan prematur dan rabies) tetapi kepercayaan vampir tetap meningkat. Dom Augustine Calmet, teologi dan cendekiawan Perancis yang dihormati, pada tahun 1746 membuat berita yang komprehensif mengenai keberadaan vampir.
Dalam berita tersebut, Calmet memperlihatkan banyak laporan insiden tentang vampir. Berita tersebut dikritik oleh Voltaire tetapi mendapat banyak dukungan dari para demonolog (ahli setan). Para pembacanya berkesimpulan bahwa berita tersebut merupakan klaim Calmet bahwa vampir adalah nyata. Kaisar Maria Theresia dari Austria mengirim dokter pribadinya, Gerard van Swieten, untuk menyelidiki tentang keberadaan vampir.
Gerard menyimpulkan bahwa vampir tidak nyata sehingga sang kaisar mengesahkan hukum yang melarang pembongkaran kuburan dan penodaan jenazah. Hukum ini berhasil menghentikan epidemik vampir. Meskipun begitu, vampir tetap hidup dalam karya seni dan cerita rakyat.
Vampir Luar Eropa
Afrika
Berbagai daerah di Afrika memiliki kisah-kisah mengenai makhluk yang memiliki kemampuan seperti vampir: di Afrika Barat suku Ashanti memiliki cerita mengenai makhluk bernama asanbosam yang bergigi besi dan tinggal di pepohonan, lalu ada suku Ewe dengan kisah adze, makhluk yang bisa berubah menjadi kunang-kunang dan menyerang anak-anak.
Di daerah Tanjung timur terdapat kepercayaan tentang impundulu, yang berbentuk burung bercakar besar dan bisa mengeluarkan petir, dan suku Betsileo di Madagaskar menceritakan tentang ramanga, vampir yang meminum darah dan memakan kuku para bangsawan.
Amerika
Loogaroo adalah sebuah contoh bagaimana kepercayaan tentang vampir bisa muncul dari pencampuran beberapa kepercayaan, dalam kasus ini terjadi penggabungan bahasa Prancis dengan Vodu atau voodoo dari Afrika. Istilah Loogaroo kemungkinan berasal dari bahasa Prancis oup-garou (manusia serigala) dan cukup umum dalam kebudayaan Mauritius.
Tetapi, kisah Loogaroo menyebar melalui Kepulauan Karibia dan Louisiana. Monster lainnya yang serupa adalah monster perempuan bernama Soucouyant dari Trinidad, dan Tunda serta Patasola dalam cerita rakyat Kolombia, sementara suku Mapuche di Chili selatan mengenal ular pengisap darah yang disebut Peuchen.
Dalam kepercayaan Amerika Selatan, lidah buaya yang digantung didekat pintu dipercaya dapat mengusir makhluk vampir. Mitologi Aztek menceritakan kisah Cihuateteo, roh berwajah tengkorak yang tercipta dari orang yang meninggal saat melahirkan, hantu ini dipercaya mencuri anak-anak dan bisa berhubungan seksual dengan orang hidup.
Pada akhir abad ke-18 dan 19, kepercayaan vampir meluas di sebagian New England, khususnya di Rhode Island dan Connecticut Timur. Ada banyak dokumentasi mengenai keluarga yang menggali makam kerabat mereka dan mengambil jantung mayat dalam makam tersebut untuk menghindari munculnya vampir, meskipun istilah "vampir" sebetulnya belum digunakan.
Penyakit mematikan seperti tuberkulosis, atau yang ketika itu disebut "sakit paru-paru", dipercaya menjadi penyebab orang-orang membongkar kembali makam kerabat mereka yang juga meninggal karena sakit paru-paru.
Kasus yang paling terkenal dan terdokumentasikan adalah Mercy Brown, gadis berusia 19 tahun yang meninggal di Exeter, Rhode Island pada 1892 dan diduga menjadi vampir. Ayahnya, dengan dibantu oleh paranormal keluarga, menggali makamnya dua bulan setelah kematiannya, mengambil jantungnya dan membakarnya sampai menjadi abu.
Asia
Berakar dari cerita rakyat, kepercayaan modern mengenai vampir menyebar di seantero Asia mulai dari setan kubur di benua Asia sampai makhluk mirip vampir dari kepulauan Asia Tenggara. Di India juga berkembang legenda lainnya mengenai vampir. Bhuta atau Pret adalah jiwa dari manusia yang mati mendadak.
Bhuta berkeliaran pada malam hari dan menyerang orang hidup. Di India Utara, ada Brahmarak Shasa, makhluk mirip vampir dengan kepala diselubungi usus dan meminum darah. Di Jepang ada Nukekubi yang kepalanya bisa lepas dan terbang untuk mencari mangsa manusia.
Legenda hantu perempuan seperti vampir yang bisa melepaskan bagian atas tubuh mereka juga ada di Filipina, Malaysia, dan Indonesia. Ada dua makhluk mirip vampir yang utama di Filipina: bangsa Tagalog mengenal mandurugo (pengisap darah) sedangkan bangsa Visayas mengenal manananggal (pemisah diri).
Mandurugo adalah variasi dari aswang yang berwujud sebagai seorang gadis cantik di siang hari, dan bersayap serta berlidah panjang di malam hari. Lidah tersebut digunakan untuk mengisap darah dari orang yang sedang tidur.
Sementara Manananggal digambarkan sebagai hantu perempuan tua cantik yang mampu melepaskan tubuh bagian atasnya untuk terbang dengan sayap seperti kelelawar dan memangsa para wanita hamil yang sedang tidur. Mereka menggunakan lidahnya yang memanjang untuk mengisap janin dari para wanita hamil.
Mereka juga suka memangsa isi perut (terutama jantung dan hati serta dahak dari orang yang sakit). Penanggalan di Malaysia adalah perempuan cantik yang memperoleh kecantikannya melalui ilmu hitam dan digambarkan dalam cerita rakyat sebagai hantu yang menakutkan. Dia mampu melepaskan kepalanya yang bertaring dan terbang di malam hari untuk mengisap darah, terutama dari wanita hamil.
Orang-orang Malaysia biasanya menggantung jeruju (tanaman berduri) didekat pintu atau jendela untuk menjauhkan Penanggalan dari rumah mereka. Di Indonesia, ada cerita mengenai Leak, makhluk mirip vampir yang berasal dari Bali dan memangsa janin. Selain itu, ada juga Kuntilanak, hantu dari perempuan yang mati ketika melahirkan, di Malaysia dikenal sebagai Langsuir.
Jiang Shi (bermakna "mayat kaku", kadang-kadang oleh orang barat disebut sebagai "vampir Cina") adalah mayat hidup yang melompat-lompat dan membunuh makhkluk hidup dengan menyerap Qi (unsur kehidupan) dari korbannya. Mereka tercipta ketika jiwa seseorang (Roh) gagal meninggalkan tubuhnya yang telah mati.
Tetapi beberapa orang menolak jika (jiang shi) disamakan dengan vampir karena jiang shi biasanya adalah makhluk tanpa akal pikiran. Salah satu ciri khas makhluk ini adalah kulitnya yang berwanya putih kehijauan, kemungkinan disebabkan oleh jamur dan kapang yang tumbuh di badan mayat. jiang shi ini sudah sejak 5000 tahun yang lalu, menurut cerita rakyat.
Masa Modern Mengenal Vampir
Dalam fiksi modern, vampir digambarkan sebagai makhluk jahat yang sopan dan kharismatik. Meskipun sebagian besar orang tidak mempercayai vampir, ada beberapa penampakan vampir yang dilaporkan pernah terjadi. Beberapa kelompok pemburu vampir bahkan masih ada, meskipun kebanyakan dibentuk untuk tujuan pergaulan.
Ada klaim mengenai serangan vampir di Malawi pada akhir tahun 2002 dan awal 2003. Ketika itu, segerombolan orang membunuh satu orang serta melukai setidaknya empat lainnya (termasuk Gubernur Eric Chiwaya) atas dugaan bahwa pemerintah bekerjasama dengan vampir.
Pada awal tahun 1970 pers lokal menyebar rumor adanya vampir yang menghantui Pemakaman Highgate di London. Banyak pemburu amatir yang datang ke tempat itu dan mecoba memburu vampir tersebut. Banyak muncul buku tentang kasus itu, salah satunya ditulis oleh Sean Manchester, salah seorang penduduk lokal.
Dia adalah salah satu yang pertama kali menyatakan keberadaan "Vampir Highgate" dan dia mengaku telah mengusir para vampir serta menghancurkan sarang vampir di area tersebut. Pada Januari 2005, ada rumor yang berkembang tentang beberapa orang yang digigit di Birmingham, Inggris. Hal tersebut menimbulkan ketakutan adanya vampir yang berkeliaran.
Tetapi kepolisian setempat menyatakan bahwa tidak ada laporan mengenai kasus tersebut dan kejadian itu hanyalah takhayul. Pada tahun 2006, seorang profesor Fisika di University of Central Florida menulis sebuah makalah ilmiah yang menyatakan bahwa secara matematis vampir tidak mungkin nyata berdasarkan deret ukur.
Menurutnya, jika vampir pertama muncul pada 1 Januari 1600, dan menggigit satu orang dalam sebulan, dan setiap korban berubah menjadi vampir, maka dalam waktu dua setengah tahun, seluruh populasi manusia akan menjadi vampir.
Pada masa modern, chupacabra (pengisap-kambing) dari Puerto Rico dan Mexico disebut sebagai makhluk yang memakan daging dan meminum darah hewan peliharaan sehingga kadang-kadang disebut sebagai sejenis vampir. "Histeria chupacabra" sering diasosiasikan dengan krisis ekonomi dan politik pada pertengahan 1990-an.
Di Eropa sendiri, yang merupakan tempat asal dari banyak cerita vampir, pada umumnya vampir dianggap tidak nyata, meskipun di lokasi-lokasi tertentu kepercayaan tentang vampir masih ada dan beberapa penampakan vampir masih terjadi. Di Rumania pada Februari 2004, beberapa kerabat dari Toma Petre takut dia telah menjadi vampir.
Mereka menggali makamnya, mengambil jantungnya lalu membakarnya sampai menjadi abu, dan meminum air yang dicampur dengan abu tersebut. Pada bulan Maret 2009 sebuah kerangka perempuan dengan batu bata di mulutnya ditemukan di Venice, Italia.
Matteo Borrini dari Universitas Florence menemukan kerangka itu dalam penggaliannya pada kuburan massal korban wabah dari abad ke-16. Para arkeolog mengatakan bahwa ini adalah ritual pembunuhan vampir.
Asal-usul Cerita Vampir
Banyak teori tentang asal-usul kepercayaan vampir telah diajukan untuk menjelaskan takhayul, dan histeria massal yang disebabkan oleh vampir. Mulai dari Pemakaman dini sampai ketidaktahuan mengenai siklus pembusukan tubuh setelah kematian disebut-sebut sebagai penyebab kepercayaan vampir.
Spiritualisme Slavia
Vampir Slavia merupakan cerita hantu yang mendasari konsep vampir dalam budaya populer. Kepercayaan vampir dalam budaya Slavia berakar dari kepercayaan spiritual yang dipraktikkan secara luas sebelum masuknya agama Kristen, juga dipengaruhi oleh pemahaman mereka tentang kehidupan setelah mati.
Meskipun tidak banyak tulisan dari masa pra-kristen yang menceritakan "Agama Lama", banyak orang Slavia yang tetap meneruskan kepercayaan pagan bahkan setelah daerah mereka dikristenkan. Beberapa contohnya adalah pemujaan leluhur, roh yang menghuni rumah, dan kepercayaan tentang arwah setelah mati.
Dalam masyarakat Slavia pra-industri, setan dan roh dipercaya berperan dalam kehidupan manusia. Beberapa roh ikut membantu manusia sementara yang lainnya mengganggu manusia. Contohnya adalah Domovoi, Rusalka, Vila, Kikimora, Poludnitsa, dan Vodyanoy. Roh-roh ini juga dianngap berasal dari leluhur atau mansuia tertentu yang telah mati.
Roh-roh itu bisa muncul dalam berbagai wujud, termasuk wujud manusia dan berbagai jenis hewan. Beberapa roh juga bisa melakukan sesuatu untuk melukai manusia, misalnya menenggelamkan orang, menghalangi panen, atau mengisap darah makhluk hidup dan kadang-kadang manusia. Oleh kerena itu, orang-orang Slavia biasanya berusaha untuk tidak membuat roh-roh itu marah supaya tidak diganggu.
Kepercayaan Slavia sangat membedakan arwah dan tubuh. Arwah tidak langsung musnah begitu tubuh seseorang mati, tetapi akan keluar dan bergentayangan di lingkungan rumah dan tempat kerjanya selama 40 hari sebelum akhirnya pergi ke dunia lain.Oleh karena itu, pada masa-masa tersebut jendela atau pintu bisanya dibuka untuk memudahkan arwah keluar.
Dalam masa 40 harinya, arwah bisa membawa keberkahan atau bahkan kejahatan pada lingkunannya. Selain itu arwah juga bisa memasuki mayat orang lain. Kematian seorang anak yang belum dibaptis, korban pembunuhan sadis, atau seorang pendosa (pembunuh atau dukun) dipercaya menghasilkan arwah yang tidak bersih.
Arwah juga bisa menjadi tidak bersih jika jenazahnya tidak diberikan pemakaman yang layak. Selain itu, jenazah yang tidak dikuburkan dengan layak, juga bisa dimasuki oleh arwah lain yang tidak bersih. Arwah yang tidak bersih sangat ditakuti oleh orang Slavia karena bisa melakukan balas dendam.
Kepercayaan Slavia mengenai kematian dan arwah tersebut menjadi cikal-bakal dari konsep vampir. Vampir merupakan mayat yang dikuasai oleh arwah yang tidak bersih sehingga menjadi mayat hidup. Mayat hidup ini dianggap jahat dan membutuhkan darah makhluk hidup untuk meneruskan eksistensinya.
Walaupun konsep vampir ini ada sedikit penyimpangan di negara-negara Slavia dan beberapa negara tetangga mereka, sangat mungkin bahwa kepercayaan vampir berasal dari spiritualisme Slavia sejak masa pra-Kristen.
Patologi
Pembusukan
Paul Barber dalam bukunya Vampires, Burial and Death menjelaskan bahwa cerita vampir berasal dari masyarakat pra-industri, yang tidak memahami secara benar mengenai proses kematian dan pembusukan tubuh manusia.
Tingkat pembusukan bervariasi tergantung pada suhu dan komposisi tanah, dan banyak dari tanda-tanda itu tidak diketahui oleh orang-orang pada masa itu. Hal ini membuat orang-orang berpikir bahwa jika suatu mayat tidak membusuk sama sekali atau tidak menampakkan tanda-tanda pembusukan maka mayat itu adalah vampir.
Mayat membengkak akibat dari gas hasil pembusukan yang terakumulasi dalam tubuh, dan tekanan yang tinggi menyebabkan darah keluar dari hidung dan mulut. Ini menjadikan mayat terlihat "gemuk" dan berwarna "merah". Dulu, mayat seperti inilah yang dituduh sebagai vampir, apalagi jika semasa hidupnya orang tersebut berbadan kurus atau pucat.
Dalam kasus Arnold Paole, mayat seorang perempuan tua digali dan menurut tetangganya, mayat itu terlihat lebih gemuk dan sehat daripada ketika masih hidup. Darah yang keluar dari mayat memberi kesan bahwa mayat itu sudah melakukan kegiatan vampir (mengisap darah). Kulit yang menjadi gelap juga disebabkan oleh pembusukan.
Penusukan suatu mayat yang membusuk akan menyebabkan gas yang terakumulasi dalam tubuh mayat menjadi keluar. Ketika gas melewati pita suara, akan terdengar suara seperti erangan. Hal ini semakin meningkatkan takhayul vampir. Setelah meninggal, kulit dan gusi kehilangan cairan dan mengkerut, sehingga akar rambut, kuku, dan bahkan gigi yang tersembunyi dalam rahang menjadi terlihat.
Ini memicu kepercayaan bahwa rambut, kuku, dan gigi masih tumbuh. Pada tahap tertentu, kuku dan kulit mayat akan terlepas, seperti dilaporkan dalam kasus Plogojowitz, kulit dan kuku yang berada di balik lapisan yang terkelupas dianggap sebagai "kulit dan kuku baru".
Penguburan Prematur
Ada pendapat bahwa legenda vampir dipengaruhi oleh penguburan dini, yaitu proses penguburan orang-orang yang masih hidup. Dulu, ketika pengetahuan medis belum terlalu berkembang, beberapa orang yang masih hidup dikira telah meninggal dan akhirnya dikubur hidup-hidup.
Dalam beberapa kasus, orang-orang melaporkan adanya suara dari dalam peti mati, ketika kuburannya digali, ditemukan adanya bekas kuku pada peti mati, menunjukkan bahwa orang di dalamnya berusaha untuk keluar.
Dalam kasus lainnya, korban penguburan dini akan berusaha keluar dengan cara membenturkan kepala, wajah, atau hidung mereka sampai berdarah dan itu akan membuat mereka tampak seperti telah mengisap darah. Yang menjadi masalah dari teori ini adalah bagaimana para korban penguburan dini bisa bertahan hidup dalam jangka waktu tertentu tanpa makanan, air, dan udara yang cukup.
Penjelasan alternatif lainnya untuk suara dari dalam kubur adalah gelembung gas yang dihasilkan oleh proses pembusukan alami. Sementara penyebab lainnya dari makam yang acak-acakan adalah perampokan makam.
Penyakit Menular
Cerita vampir telah dikaitkan dengan kematian yang disebabkan oleh penyakit yang misterius dan tidak diketahui, biasanya yang terjadi dalam suatu keluarga atau komunitas kecil. Epidemi jelas terjadi dalam kasus Peter Plogojowitz dan Arnold Paole.
Dan bahkan dalam kasus Mercy Brown serta dalam kepercayaan vampir di New England, yaitu ketika suatu penyakit tertentu, tuberkulosis, diasosiasikan dengan munculnya vampirisme. Seperti juga penyakit pes yang menyebabkan rusaknya jaringan paru-paru sehingga darah mengalir di bibir.
Porfiria
Pada tahun 1985, seorang biokimiawan David Dolphin mengajukan sebuah pendapat mengenai kaitan antara penyakit porfiria dengan cerita vampir. Kondisi porfiria dikendalikan oleh heme, sehingga David berpendapat bahwa konsumsi darah dalam jumlah besar bisa mengakibatkan heme entah bagaimana melewati dinding perut dan bergerak menuju aliran darah.
Jadi menurutnya vampir hanyalah penderita porfiria yang berusaha mencari heme pengganti untuk meringankan gejalanya. Teori ini telah ditolak secara medis karena pendapat bahwa penderita porfiria membutuhkan heme dalam darah, atau bahwa konsumsi darah dapat mengurangi gejala porfiria, didasarkan pada kesalahpahaman tentang penyakit itu.
Selain itu, Davis sendiri sebenarnya bingung dalam membedakan antara vampir dalam fiksi (pengisap darah) dengan vampir dalam cerita rakyat, yang banyak di antaranya tidak meminum darah. Penyakit itu juga dikaitkan dengan kepekaan vampir terhadap cahaya, namun sifat vampir yang takut cahaya berasal dari fiksi bukan cerita rakyat. David tidak mengedarkan temuannya lebih lanjut. Meskipun ditolak oleh para ahli, teori itu mendapat perhatian dari media dan menjadi cerita yang populer.
Rabies
Rabies juga dikaitkan dengan cerita vampir. Dr Juan Gomez-Alonso, seorang neurolog di rumah sakit Xeral di Vigo, Spanyol, mengungkapkan kemungkinan tersebut dalam sebuah laporan di jurnal Neurology. Kelemahan terhadap bawang putih dan cahaya bisa disebabkan oleh hipersensitivitas, yang merupakan gejala rabies. Penyakit ini juga bisa memengaruhi sebagian otak dan berujung pada gangguan pola tidur (sehingga menjadi nokturnal) dan hiperseksualitas.
Menurut legenda, seseorang tidak menderita rabies jika bisa melihat bayangannya sendiri di cermin (sebuah kiasan dari legenda bahwa vampir tak punya bayangan). Serigala dan kelelawar, yang sering diasosiasikan dengan vampir, bisa menjadi pembawa rabies. Penyakit ini juga bisa memicu penderitanya menggigit orang lain dan membuat mulutnya berbuih darah.
Psikodinamika
Dalam berita pada tahun 1931 yang berjudul On the Nightmare, seorang psikoanalis asal Wales, Ernest Jones, menyatakan bahwa vampir merupakan simbol dari tindakan tidak sadar dan mekansime pertahanan diri. Cinta, rasa bersalah, dan kebencian adalah emosi yang memicu gagasan mengenai kebangkitan mayat dari dalam kubur.
Karena kerabat yang disayangi telah meninggal, banyak orang yang mungkin membayangkan bahwa almarhum juga pasti merindukannya. Dari hal ini muncullah kepercayaan bahwa vampir dan mayat hidup mengujungi kerabatnya, terutama istri atau suami. Namun dalam kasus ketika ada rasa bersalah yang dikaitkan dengan suatu hubungan, keinginan untuk reuni kemungkinan digerogoti oleh kecemasan. Ini akan berujung pada represi, yang oleh Sigmund Freud dihubungkan dengan ketakutan yang tidak wajar.
Ernest Jones menduga dalam kasus ini harapan awal yang berupa reuni (seksual) secara drastis digantikan oleh rasa takut. Cinta digantikan oleh kekejaman, dan sosok yang disayangi berganti menjadi sosok yang tak dikenal. Aspek seksual bisa muncul dan bisa juga tidak. Beberapa kritikus modern mengajukan sebuah teori yang lebih sederhana. Cerita mengenai vampir yang abadi muncul dari pikiran orang-orang yang takut akan kematian. Dengan membayangkan ada suatu makhluk abadi, mereka setidaknya untuk sementara lepas dari rasa takut itu.
Aspek seksualitas dari proses pengisapan darah dapat dilihat dalam kaitan dengan kanibalisme dan incubus. Banyak legenda menceritakan berbagai makhluk yang mengisap cairan tubuh korbannya, dan mungkin ada hubungannya dengan air mani. Ernest Jones menyebutkan bahwa ketika aspek seksualitas yang normal tertekan, bentuk yang lebih rendah bisa saja muncul, khususnya kekejaman, dia merasa kekejaman pada mulut adalah bagian dari perilaku vampir.
Interpretasi Politik
Penciptaan kembali mitos vampir pada masa modern terjadi dengan adanya nuansa politik. Count Dracula yang aristokrat, sendirian di kastilnya dengan ditemani beberapa pengkikut gila, dan hanya muncul pada malam hari untuk memangsa penduduk desa, merupakan simbol dari rezim Ancien yang bagaikan parasit.
Werner Herzog, dalam Nosferatu the Vampyre, memberikan kejutan yang ironis dalam interpretasi politiknya, yaitu ketika pahlawan agen lahan yayasan muda dalam ceritanya menjadi vampir berikutnya, dalam kasus ini seorang borjuis kapitalis menjadi kelas parasit berikutnya.
Psikopatologi
Sejumlah pembunuh melakukan ritual seperti vampir terhadap korbannya. Pembunuh berantai Peter Kurten dan Richard Trenton Chase disebut sebagai "para vampir" di tabloid setelah mereka diketahui meminum darah orang-orang yang mereka bunuh. Pada tahun 1932, sebuah kasus pembunuhan yang tak terpecahkan di Stockholm, Swedia disebut "pembunuhan oleh Vampir", karena kondisi kematian dari korban-korbannya.
Seorang bangsawan wanita Hungaria pada akhir abad ke-16 disebut-sebut melakukan pembunuhan massal dan digambarkan bahwa dia mandi dalam darah korban-korbannya untuk memperoleh kecantikan abadi.
Kelelawar Vampir
Meskipun hewan ini sudah diceritakan dalam beberapa kebudayaan, tapi kelelawar vampir menjadi bagian dalam cerita vampir baru-baru ini. Kelelawar vampir mulai dimasukkan dalam cerita vampir ketika hewan ini ditemukan di daratan Amerika Selatan pada abad ke-16.
Walaupun tidak ada kelelawar vampir di Eropa, kelelawar dan burung hantu telah sejak lama diasosiasikan dengan pertanda nasib dan supernatural, terutama disebabkan oleh perilaku mereka yang aktif pada malam hari, dan dalam simbolisme Inggris, kelelawar bermakna "Kesadaran atas kekuasaan kegelapan dan kekacauan".
Dari tiga spesies kelelawar vampir, semuanya merupakan endemi di Amerika Latin, dan tak ada bukti yang menunjukkan bahwa hewan ini pernah punya kaitan dengan Dunia Lama sehingga hampir tidak mungkin bahwa cerita vampir berasal dari kelelawar vampir. Kelelawar ini dinamai berdasarkan cerita vampir dan bukan sebaliknya.
Oxford English Dictionary mencatat bahwa keterlibatan kelelawar vampir dalam cerita vampir di Inggris dimulai sejak 1734. Walaupun gigitan kelelawar vampir biasanya tidak berbahaya bagi manusia, hewan ini diketahui sering menyerang ternak dan bahkan manusia, dan seringkali meninggalkan tanda berupa dua bekas gigitan di kulit korbannya.
Dalam novel Dracula, tokoh fiksi Drakula beberapa kali berubah menjadi kelelawar, dan kelelawar vampir sendiri disebutkan sebanyak dua kali dalam novel itu. Kemampuan untuk berubah menjadi kelelawar juga muncul dalam adaptasi filmnya, yaitu Dracula, tahun 1927, begitu juga dalam film Dracula tahun 1931, ketika Bela Lugosi berubah menjadi seekor kelelawar. Perubahan menjadi kelelawar dilakukan lagi oleh Lon Chaney Jr. dalam film tahun 1943, Son of Dracula.
Dalam Fiksi Modern
Vampir kini telah menjadi tokoh penting dalam fiksi populer. Fiksi seperti ini dimulai dengan puisi-puisi pada abad kedelapan belas lalu dilanjutkan dengan cerita pendek pada abad kesembilan belas, salah satu yang paling berpengaruh adalah The Vampyre (1819) karangan John Polidori, menceritakan vampir Lord Ruthven.
Cerita Lord Ruthven juga diadaptasi menjadi drama. Tema vampir berlanjut dengan adanya judul-judul semacam Varney the Vampire (1847) dan puncaknya adalah novel Drakula, yang diterbitkan pada 1897 dan disebut sebagai novel vampir terbaik sepanjang masa.
Seiring waktu, beberapa atribut ditambahkan ke dalam cerita vampir: mitos taring dan kerentanan terhadap sinar matahari muncul pada abad ke-19, dengan Varney the Vampire dan Count Dracula memiliki gigi yang memanjang, dan vampir Nosferatu (1922) karangan Friedrich Wilhelm Murnau takut terhadap cahaya matahari.
Jubah mulai digunakan dalam drama-drama tahun 1920-an, dengan kerah tinggi, yang diperkenalkan oleh dramawan Hamilton Deane, untuk membantu Drakula menghilang di panggung. Lord Ruthven dan Varney dapat menyembuhkan diri dengan cahaya bulan, meskipun hal ini tidak ditemukan dalam cerita tradisional.
Keabadian merupakan salah satu sifat vampir yang sangat ditonjolkan dalam karya sastra dan film. Adalah mahal harga yang harus dibayar untuk keabadian, yakni keharusan untuk terus-menerus meminum darah.
Sastra
Vampir pertama kali muncul dalam puisi, seperti misalnya The Vampire (1748) karangan Heinrich August Ossenfelder, Lenore (1773) oleh Gottfried August Burger, Die Braut von Corinth (Pengantin dari Korintus) (1797) oleh Johann Wolfgang von Goethe, Christabel oleh Samuel Taylor Coleridge dan The Giaour (1813) oleh Lord Byron.
Byron juga disebut sebagai pembuat salah satu prosa pertama tentang vampir: The Vampyre (1819). Tetapi sebenarnya itu dibuat oleh dokter pribadi Byron, John Polidori, yang mengadaptasi kisah dari salah satu pasiennya.
Kepribadian Byron sendiri oleh kekasihnya, Lady Caroline Lamb, dibuat menjadi sebuah roman berjudul Glenarvon (sebuah cerita fantasi Gothik yang didasarkan pada kehidupan liar Byron), dan menjadi inspirasi bagi Polidori untuk membuat tokoh vampir bernama Lord Ruthven. The Vampyre sendiri sukses di pasaran dan dianggap sebagai cerita vampir paling berpengaruh pada awal abad ke-19.
Cerita vampir dalam fiksi modern yang paling terkenal dan berpengaruh adalah Dracula (1897) karangan Bram Stoker. Dalam novel tersebut, vampirisme merupakan penguasaan setan yang bisa ditularkan, dengan rasa haus terhadap sex, darah, dan kematian, dan terjebak pada Eropa masa Victoria ketika tuberkulosis dan sifilis sangat umum.
Ciri-ciri vampir dalam novel itu di kemudian hari ikut bercampur dan bahkan memengaruhi cerita vampir tradisional, yang akhirnya menghasilkan vampir dalam fiksi modern. Dengan mengambil inspirasi dari karya-karya lama seperti The Vampyre dan "Carmilla", Stoker memulai riset untuk bukunya pada akhir 1800-an. Dia membaca buku The Land Beyond the Forest (1888) karangan Emily Gerard dan beberapa buku lainnya tentang Transilvania dan vampir.
Di London, seorang teman memberitahunya cerita tentang Vlad Tepes, sang "Drakula hidup," dan Stoker pun memasukkan tokoh itu ke dalam bukunya. Lima bab pertama buku itu dihilangkan ketika pertama kali terbit pada 1897, tetapi akhirnya diterbitkan pada 1914 dengan judul Dracula's Guest.
Salah satu novel vampir "ilmiah" yang pertama muncul adalah I Am Legend (1954) karangan Richard Matheson, yang menjadi dasar bagi film The Last Man on Earth (1964), The Omega Man (1971), dan I Am Legend (2007).
Pada abad ke-20, semakin banyak bermunculan fiksi vampir, contohnya seri Black Dagger Brotherhood karangan J.R. Ward, dan beberapa buku vampir yang populer dan mampu menarik minat remaja. Novel-novel sejenis roman paranormal, chick-lit vampir, dan cerita detektif okultisme vampir sungguh populer dan menjadi fenomena penerbitan kontemporer yang terus berkembang.
Seri The Vampire Huntress Legend oleh L.A. Banks, seri erotis Anita Blake: Vampire Hunter oleh Laurell K. Hamilton, dan seri The Hollows oleh Kim Harrison, menggambarkan vampir dalam berbagai perspektif, beberapa bahkan tidak ada hubungannya dengan legenda asli vampir.
Masa akhir dari abad 20 ditandai dengan bangkitnya epik-epik vampir multivolume. Salah satu yang pertama muncul adalah seri Barnabas Collins (1966-1971) oleh Marilyn Ross, yang sedikit didasarkan pada seri televisi Amerika Dark Shadows. Selain itu, juga muncul tren yang memandang vampir lebih sebagai pahlawan tragis yang puitis daripada sebagai perwujudan setan.
Formula ini diikuti oleh Vampire Chronicles (1976-2003) karya Anne Rice yang sangat populer dan berpengaruh. Vampir dalam seri Twilight (2005-2008) karangan Stephenie Meyer tidak terpengaruh oleh bawang putih dan salib, dan tidak terluka oleh cahaya matahari (meskipun cahaya matahari bisa memperlihatkan penampilan mereka yang tidak biasa).
Televisi Dan Film
Dianggap sebagai salah satu tokoh terkenal dari film horor klasik, vampir telah terbukti merupakan subjek yang banyak muncul dalam industri perfilman dan permainan video. Sebagai salah satu tokoh vampir yang paling terkenal, Drakula telah ditampilkan dalam berbagai film. Banyak film yang awalnya didasarkan pada novel Dracula atau sedikitnya mengambil unsur vampir dari situ, termasuk di antaranya adalah film bisu Jerman tahun 1922, Nosferatu, yang disutradarai oleh F. W. Murnau dan pertama kali menampilkan Drakula dalam film.
Meskipun nama dan karakter dalam film tersebut dimaksudkan untuk meniru Drakula, Murnau tidak memperoleh izin dari janda Stoker sehingga harus mengubah banyak aspek dari film itu. Film lainnya adalah Dracula (1931), dibintangi oleh Béla Lugosi sebagai Drakula, film tersebut merupakan film bersuara pertama tentang Drakula. Film vampir lainnya yang terkenal adalah Dracula's Daughter pada 1936.
Kesuksesan film Dracula (1958) yang dibintangi oleh Christopher Lee membuat film itu diikuti oleh tujuh sekuel, juga menjadikan legenda vampir memasuki industri perfilman. Menjelang tahun 1970-an, vampir dalam film telah terdiversifikasi dalam karya-karya seperti Count Yorga, Vampire (1970), lalu ada vampir mirip Nosferatu dalam Salem's Lot (1970), dan pembuatan ulang Nosferatu itu sendiri, berjudul Nosferatu the Vampyre.
Beberapa film menghadirkan tokoh utama vampir perempuan, bahkan kadang-kadang lesbian, contohnya The Vampire Lovers (1970). Plot dalam seri televisi tahun 1972, Kolchak: The Night Stalker menceritakan tentang reporter Carl Kolchak yang berburu vampir di Las Vegas.
Pada perkembangan selanjutnya, film-film tentang vampir jadi lebih bervariasi, beberapa film berfokus pada pemburu vampir, seperti misalnya Blade dan Buffy the Vampire Slayer. Buffy, yang dirilis pada 1992, diikuti oleh seri televisinya dan seri tambahannya, Angel.
Film-film lainnya menceritakan vampir sebagai tokoh utama, misalnya The Hunger (1983), Interview with the Vampire: The Vampire Chronicles (1994) dan sekuelnya Queen of the Damned. Sementara film Bram Stoker's Dracula (1992) menjadi film vampir paling laris sepanjang sejarah. Film ini juga ikut meningkatkan minat pada cerita vampir sehingga muncul film-film lainnya tentang vampir, seperti Underworld dan Van Helsing.
Seri Blood Ties, yang disiarkan pada 2007, menceritakan tokoh bernama Henry Fitzroy, anak haram Henry VIII dari Inggris yang berubah menjadi vampir. Lalu ada juga True Blood (2008), seri vampir dari stasiun televisi HBO. Popularitas cerita vampir yang tiada henti kemungkinan disebabkan oleh dua faktor: simbolisasi perilaku seksual dan kengerian akan kematian.
Mungkin ulasan diatas masih ada kurang lengkap, semoga pembaca merasa menambah wawasannya. Dan selanjutnya saya juga mau mengupas Zambie secara lengkap, semoga bermanfaat.
Sumber: Wikipedia
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Mengupas Tentang Vampire Di Dunia Secara Lengkap"